RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO FORESTERO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA CAMPURAN TANAH EKS BATU BARA, PUPUK KANDANG AYAM, DAN KAPUR DOLOMIT.

ABSTRAK
SHAFIYYAH TAUHIDULLAH, Respon Pertumbuhan Bibit Kakao Forestero (Theobroma cacao L.) Pada Media Campuran Tanah Eks BatuBara, Pupuk Kandang Ayam, dan Kapur Dolomit (dibawah bimbingan Ibu Silvi).
Salah satu permasalahan yang muncul adalah terbatasnya lahan yang subur dan semakin banyak lahan marginal yang disebabkan karena adanya alih fungsi lahan dari pertanian dan perkebunan menjadi lahan non-pertanian dan non- perkebunan. Guna mengatasi permasalahan terbatasnya lahan yang subur, maka perlu dilakukan pengendalian alih fungsi lahan, dan peningkatan kualitas lahan marginal agar dapat kembali berfungsi sebagai lahan perkebunan salah satunya adalah lahan bekas tambang batubara. Penambahan pembenah tanah dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk, dimana pupuk yang dimaksudkan dalam penelitian adalah pupuk kandang ayam dan kapur dolomit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati respon tumbuh bibit kakao dengan mengukur tinggi bibit (cm), menghitung jumlah daun (helai), dan mengukur diameter bibit (mm) pada media campuran tanah eks batubara, pupuk kandang ayam, dan kapur dolomit. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percontohan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda selama 5 bulan terhitung dari bulan Januari tahun 2022 sampai dengan bulan Mei tahun 2022 meliputi kegiatan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan. Pengamatan ini terdiri dari 3 taraf perlakukan dengan masing-masing taraf diulangi 10 kali, jadi jumlah keseluruhan tanaman adalah 30 tanaman terdiri dari : P0 = kontrol (tanah eks batu bara), P1 = 1 : 1 : 2 (tanah eks batu bara : pupuk kandang ayam : kapur dolomit), dan P2 = 1 : 2 : 1 (tanah eks batu bara : pupuk kandang ayam : kapur dolomit)
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa tinggi bibit yang diperoleh P1 pada minggu ke-4 dan ke-8 yaitu 40,17 cm dan 57,05 cm menghasilkan bibit tertinggi. Sedangkan perlakuan P0 pada minggu ke-4 dan ke-8 memperoleh bibit terendah yaitu 34,85 cm dan 39,73 cm. Jumlah daun terbanyak pada perlakuan P1 pada minggu ke-4 dan ke-8 yaitu berjumlah 9,5 helai dan 16,8 helai. Sedangkan jumlah daun yang sedikit yaitu perlakuan P0 pada minggu ke-4 dan ke-8 yaitu 7,2 helai dan 8,8 helai. Diameter yang memberikan respon terbaik diperoleh perlakuan P1 yaitu 6,073 mm dan 8,312 mm. Sedangkan diameter yang lambat memberikan respon yaitu perlakuan P0 pada minggu ke-4 dan ke-8 yaitu 5,39 mm dan 6,351 mm.
Kata kunci : tanah eks batubara, pupuk kandang ayam, kapur dolomit, bibit