PRODUKSI KEPITING BAKAU (Scylla spp.) PADA TAMBAK SILVOFISHERY TRADISIONAL DI MUARA BADAK ULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ROULYENI ADENITA HUTAJULU. Produksi Kepiting Bakau (Scylla spp.) pada Tambak Silvofishery Tradisional di Muara Badak Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara. (di bawah bimbingan SUWARTO).
Kebedaraan mangrove di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan aset strategis untuk dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi untuk tujuan pemakmuran masyarakat pesisir dan menigkatkan perolehan pendapatan asli daerah. Dengan demikian, Kabupaten Kutai Kertanegara cukup potensial bagi pengembangan kepiting bakau pada tambak tradisional dengan pola Silvofishery dilakukan mengingat keberadaan mangrove yang merupakan habitat alami kepiting bakau. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi budidaya kepiting bakau pada tambak silvofishery tradisional di Muara Badak Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara jangka waktu satu tahun masa panen.
Penelitian ini dilaksanakan di Muara Badak Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Waktu yang digunakan dalam penelitian selama 5 (lima) bulan mulai bulan Juni 2022 sampai dengan November 2022 yang meliputi oreintasi lapangan, studi literatur perijinan, pengambilan data, pengolahan data dan penyusunan Karya Ilmiah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara untuk mengetahui produksi kepiting pada saat panen kecil dan metode pengumpulan data pada saat panen besar. Pengambilan data kondisi umum tambak silvofishery telah dilakukan dengan pendataan langsung di lapangan.
Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa suhu, salinitas, oksigen terlarut dan kondisi umum tambak silvofishery tradisional di Muara Badak Ulu sangat mendukung pertumbuhan kepiting bakau. Hasil Produksi Kepiting bakau pada tahun 2022 masih minim karena tanaman bakau yang ada masih belum bisa menunjang pertumbuhan kepiting bakau. Adapun saran dari hasil penelitian Produksi Kepiting pada Tambak Silvofishery tradisional di Muara Badak Ulu adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan umur bakau yang berbeda pada tambak silvofishery tradisional.